Desa Adat Wae Rebo terletak di wilayah pegunungan di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Desa ini terkenal dengan keberadaan rumah adat tradisional Mbaru Niang yang menjadi ciri khasnya. Berikut ini adalah beberapa detail tentang desa adat Wae Rebo:
Desa ini memiliki sejarah yang panjang. Konon, desa ini telah ada sejak abad ke-19, saat suku Manggarai pertama kali mendiami wilayah ini. Desa ini awalnya terdiri dari beberapa kampung yang tersebar di sekitar wilayah pegunungan. Namun, karena sering terjadi konflik dan bencana alam, masyarakat desa ini memutuskan untuk membangun satu tempat tinggal yang aman dan jauh dari bahaya. Akhirnya, mereka memilih untuk membangun desa di atas bukit yang bernama Rebo.
Mbaru Niang merupakan rumah adat yang memiliki keunikan tersendiri dan menjadi ciri khas dari Wae Rebo. Rumah Mbaru Niang terdiri dari 7 unit rumah adat yang saling berdempetan dan membentuk lingkaran. Setiap rumah Mbaru Niang memiliki lima tingkat, di mana setiap tingkat memiliki fungsi dan kegunaan tersendiri.
Tingkat pertama, yang disebut lutur atau tenda, adalah tempat tinggal keluarga besar. Di sini, anggota keluarga berkumpul untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti memasak, makan, dan beristirahat.
Tingkat kedua, yang disebut lobo atau loteng, dikhususkan untuk menyimpan makanan dan barang-barang. Di sini, terdapat rak-rak kayu yang digunakan untuk menyimpan beras, jagung, kacang-kacangan, dan barang-barang lainnya.
Tingkat ketiga yang disebut lentar adalah tempat penyimpanan benih untuk musim tanam berikutnya. Di sini, biji-bijian dan benih ditanamkan dalam potongan bambu yang disusun secara vertikal.
Tingkat keempat yang disebut lempa rae adalah untuk menyimpan persediaan makanan jika terjadi kekeringan. Di sini, terdapat rak-rak kayu yang digunakan untuk menyimpan makanan dan air untuk menghadapi musim kemarau.
Terakhir, tingkat kelima dan teratas yang disebut hekang kode, juga yang dianggap paling suci, adalah tempat persembahan untuk leluhur. Di sini, terdapat simbol-simbol kepercayaan dan benda-benda suci yang dianggap dapat melindungi dan memberikan keberuntungan bagi penduduk desa.
Masyarakat di desa adat ini hidup dengan sistem kehidupan yang masih sangat tradisional. Mereka mengandalkan pertanian dan perkebunan sebagai mata pencaharian utama. Selain itu, mereka juga memelihara ternak seperti babi, ayam, dan sapi. Masyarakat desa ini hidup dalam kesatuan keluarga besar dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan kepercayaan leluhur.
Desa adat Wae Rebo memiliki tradisi dan budaya yang unik. Masyarakat desa ini masih mempertahankan adat-istiadat dan ritual yang turun temurun, seperti upacara adat dan perayaan hari besar keagamaan. Selain itu, mereka juga memiliki kesenian tradisional seperti tari caci dan nyanyian kebudayaan.
Desa adat ini kini menjadi tujuan wisata yang populer di Indonesia. Masyarakat desa ini membuka pintu bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat kehidupan dan budaya mereka. Pengunjung dapat menginap di salah satu rumah adat Mbaru Niang yang dijadikan homestay, dan menikmati pengalaman hidup sederhana dan bersahaja seperti masyarakat desa adat Wae Rebo. Untuk berkunjung ke desa ini, yuk temukan paket trip Wae Rebo Adventure bersama kami di Haluan Trip.
© 2024 HALUAN TRIP